Sore ini hujan mengajakku becanda
Sabtu, 23 April 2011


sesiang ini, di hari jumat. Aku sempat mengeluh, tentang panas yang teramat menyengat di hari jumat. Bersembunyi di balik tembok dan di bawah genteng. Aku takut dengan dewa matahari yang sedang garang.
Semua berubah secara tiba-tiba. Semacam lilin yang meleleh habis, cahayanya meredup. Seperti sore ini. Beberapa petak langit berwarna abu-abu. Suara gemuruh geluduk menggelegar. Petir mengkilat di sana-sini. Kusaksikan ini sembari memunguti jemuran.
Sebentar lagi pasti hujan. Pikirku
Aku memasuki rumah lagi. Berbincang-bincang di balik telepon dengan saudara yang sedang di kota sana. Sembari mendengarkan geluduk dan petir yang menciutkan nyaliku.
Suara berisik terdengar entah. Suara asbes yang di pukuli air dari atas. Ku kira hujan. Tapi terdengar aneh. Seperti bukan di lingkunganku. Kutengok aspal depan rumah. Tidak basah air. Suara geluduk tak henti.
Aku lari ke luar. Menatap langit. Kupasang pendengaran tajam-tajam, mencari di mana arah gemuruh asbes yang terkena air. Oh, industri di seberang rumah ternyata. Tampak aneh sih. Seperti ada baris yang memberi batas hujan antara rumahku dengan industri di sebelah rumah. Ku amati langit lagi. Lalu menatap aspal. Bulatan-bulatan besar tampak basah di aspal. "wah hujannya sudah sampai sini, mungkin tadi lagi jalan ke sini", pikirku dalam hati.
Hujan.. Kamu lucu hari ini.
Mau mengajakku becanda ya ?
Mau mencari perhatianku ya ?
Pengen aku tengok ya ?
Sudah kangen denganku ?
Hujan sore ini datang tiba-tiba. Tidak diantar oleh gerimis. Seperti biasanya.
Hujan..
Tolong dong, kalau mau datang, datang aja. Tapi jangan bawa-bawa pasukanmu. Geluduk dan petir. Temanmu menakutkanku hujan..
Aku jadi enggan menikmatimu. Enggan membayangkan, aku sedang berdansa di bawah rintikmu. Bermain-main denganmu.
Aku di dalam rumah saja. Aku takut !
Hujan, sore ini kamu mengajakku bercanda. Kamu aneh !
