"di sini drama dimulai, di ruang hampa yang penuh kisah."

Home Facebook kosong Twitter Contact
About Me

Foto Saya
Buku Diary sudah lama tak tersentuh sejak ada diary online seperti ini. dan, karena ini online, dan sudah pasti bukan lagi menjadi rahasia bagi diri sendiri. maka, tidak semua yang anda baca ini hasil dari cerita nyata si penulis :p

Credits

Image
Blogskins

Jadilah Teman Ary

Twitter Ary dhruva

jadi, kunanti gerimis saja
Jumat, 20 Mei 2011




Aku sedang menunggu gerimis.
Dari tadi kunanti, sesore ini tak juga berkunjung.
Biasanya dia selalu datang, ah mungkin nanti malam.
Aku keburu rindu.
Rinduku terlalu menggebu, jadi, mungkin kunanti gerimis saja.

Saat itu,
Aku yang sedang berdansa di latar gerimis.
Tubuhku begitu luwes.
Kusaksikan Dia yang sedang tersenyum.
Bukan senyum untukku.
Senyum untuknya, yang berada di samping.

Duhai pria tampan,
Bisa kau lihat, remukan yang ada di genggamanku ini.
Hatiku.
Kau remukan dengan tampak brutal.
Bisakah kau bedakan, mana air mataku dan mana gerimis yang hendak membasuhnya ?
Jika air mata dan gerimis tampak bersama.
Hey, kau ! Pencuri tengik !

Jadi, kunanti gerimis sesore ini.
Sahabat yang tak pernah jera mengusap air mata ku.
Meski aku berulangkali datang dan mengeluh.
Aku punya banyak cerita untukmu.
Akan kutuangkan amarahku bersama derai tangis.
Dan kau tampak lembut membasuhnya.


Total Pageviews

Web Site Visitor Counter

Tinggalkan pesan di sini :)


ShoutMix chat widget


Waktu Indonesia Bagian Barat

Ads

Place your Google Ads/Nuffnang ads here.

Hits

Tracking stats here.

All writings found on this blog shall not be reproduced without permission.