"di sini drama dimulai, di ruang hampa yang penuh kisah."

Home Facebook kosong Twitter Contact
About Me

Foto Saya
Buku Diary sudah lama tak tersentuh sejak ada diary online seperti ini. dan, karena ini online, dan sudah pasti bukan lagi menjadi rahasia bagi diri sendiri. maka, tidak semua yang anda baca ini hasil dari cerita nyata si penulis :p

Credits

Image
Blogskins

Jadilah Teman Ary

Twitter Ary dhruva

kukatakan, aku tetap temanmu..
Jumat, 20 Mei 2011




Ini adalah dering telepon kesekian yang berbunyi, kesekian juga aku mengangkatnya. Kebiasaanmu menelfonku berkali-kali.

Pada sebuah waktu senja.

Tidak ada langit yang dibalut jingga dengan elok. Tapi hujan yang turun dengan sangat lebat. Langit pekat. Gelap. Menakutkan. Daun-daun bergoyang hebat.

Dering telfon berbunyi dengan berisiknya. Dari seorang teman.

Entah apa yang kita obrolkan. Sampai telfon bermenit-menit. Selalu ada jeda pada setiap sepuluh menit. Diulangi lagi sampai sekian. Kebiasaan operator.

Setelah lama berbincang, kita berdua diam. Tak ada bahan pembicaraan.
Hening.
"ada yang ingin diceritakan darimu ?" katanya mengawali.
"hehe... ndak ada"
dan memang tak ada yang menarik yang ingin kuceritakan.
Kemudian obrolan mengalir lagi. Ngalor ngidul. Sepertinya pulsa tak ada artinya.

Ada nada kegundahan yang kubaca dari celetukannya. Seperti ada yang ingin dia ceritakan. Tak seperti biasanya.

"kenapa ? boleh kok cerita padaku" kataku membuka diri.
Kemudian cerita mengalir darinya.

Seharusnya aku tak begitu. Membuatnya menceritakan lara hatinya. Membuatnya membuka lembaran pahit kenangan. Getir di hatinya terasa sangat. Membuat suasana menjadi tak karuan.

"sebentar aku matiin dulu, sakit banget kalau inget waktu itu" katanya saat cerita ada dipuncah getir.

Aku menelan ludah.
Aku tau ada tangis yang tersembunyi.
Tiba-tiba aku menyesal. Meskipun tak bertatap muka, tapi ada kedekatan yang membuatku merasakan tangisnya. Ikut larut dalam sedihnya.

Seharusnya aku tak begitu.

Biasanya selalu ada tawa. Ada celetukan ejekan. Tapi kini pilu menyelimuti.

"jangan punya pikiran negatif tentang aku ya.. "
"nanti kalau aku ingin telfon dek ary lagi boleh kan ?"
"aku takut dek ary menghindar setelah mendengar ceritaku"

Ah, teman...
Kenapa harus ada kata-kata seperti itu ? Segitunyakah kamu menilaiku ? Tidak adakah pertemanan yang tulus tanpa syarat ? Aku katakan padamu, aku tak akan pernah berubah..

Semoga Allah mengobati laramu. Semoga tali yang ruwet segera terbentang. Semoga cepat ada jalan keluar.

Ku katakan, aku tetap temanmu..


Total Pageviews

Web Site Visitor Counter

Tinggalkan pesan di sini :)


ShoutMix chat widget


Waktu Indonesia Bagian Barat

Ads

Place your Google Ads/Nuffnang ads here.

Hits

Tracking stats here.

All writings found on this blog shall not be reproduced without permission.