membunuh masa lalu
Jumat, 20 Mei 2011


Malam itu, aku hendak menjebak masa lalu. Kupinta ia untuk hadir menemani sepiku. Kita janjian di kedai sepi.
Kala itu malam telah rintik. Dan udara terasa dingin masuk ke lubang pori-pori. Itu yang ia sukai, memberi semangat ia untuk segera datang menemuiku. Ya, tak berapa lama ia datang. Berpenampilan rapi dan membawa sebungkus cemilan galau di tangan kirinya. Kita tampak beradu tawa. Kita bermesraan di kedai itu. Kita menikmati pertemuan itu. Kutuangkan anggur atau minuman keras ke dalam gelasnya. Sambil tertawa bersama, sembari menunggu ia mabok. Kurayu, lalu pelan-pelan kutusuk jantungnya dengan timah yang panas. Kutusuk berkali-kali. Kuarahkan ke hati, biar hatinya membusuk ! Sudah lama ku pendam dendam pada masa lalu !
Aku bingung. Apa yang harus aku lakukan setelah masa lalu tergolek lemah. Aku membunuhnya ! Esok hari, ketika matahari terbit, aku punya janji dengan masa depan. Aku harus mengubur masa lalu secepat mungkin. Untuk menghilangkan jejak. Aku khawatir masa depan memergokiku dan kecewa padaku. Aku takut masa depanku cemburu.
Kuseret masa lalu yang telah ku bunuh ke pekuburan. Secepat mungkin, karena matahari sebentar lagi akan menggantikan subuh. Ku tandai nisan dengan nama kenangan. Ku tabur bunga kamboja di atas tanah yang masih basah.
Kutinggalkan pesan untuknya. "Jangan khawatir. nanti, sekali-kali aku akan menziarahimu. Tapi ingat, cuma sebentar. Aku takut masa depanku merasa cemburu. Ini hanya bentuk penghormatanku bahwa kamu pernah ada"
Selamat tinggal masa lalu, aku pamit dulu. Ada janji sama masa depan.
