Mungkin menulis (juga) bisa sedikit mengurangi beban.
Jumat, 20 Mei 2011


Menyukai suasana malam seperti ini.
Sunyi. Tanpa bising, hiruk pikuk aktifitas. Ini bukan suatu keahlian ketika telinga bisa mendengar dengungan nyamuk, pun dari jarak satu meter. Boleh dibilang ini soal kesepian.
Rencana awal. Aku ingin tidur lebih awal supaya gampang terbangun di tengah malam. Mau melaksanakan sholat sunnah. Tapi siapa sangka, sudah (hampir) tengah malam mata enggan terpejam. Mungkin mata bisa dipaksa untuk terpejam, tapi hati tak bisa diajak kompromi. Duh Gusti, ada setan apa yang menggoda hatiku, membuatnya gundah, membuatnya resah. Hatiku memang rada sensitif.
Menyukai suasana malam seperti ini.
Ketika kekhusyukan mengingat-Mu bisa dicari. Ketika damai terasa dalam sepi. Ketika bintang-bintang tampak centil, cantik. Kali ini, lagu taubat dari mas Opick terdengar di telinga dan menusuk. Ada buku Terapi Penyakit Hati dari Ibnul Qayyim al-Jauzi dalam pangkuan (yang belum selesai ku baca). Tetiba ingin menulis ini, mungkin menulis (juga) bisa sedikit mengurangi beban.
Membaca buku mungkin lebih baik dilakukan daripada harus melamun. Pada bab bab terakhir dari buku yang ada di pangkuanku, dengan judul 'asyik dalam kecenderungan' ada beberapa masalah cinta dibahas di sana. cinta..cinta..cinta ? hehe, aku ini juga manusia, itu wajar. Tapi bukan cinta seperti berkobar-kobarnya anak muda yang sedang ingin ku alami. Cinta yang seperti apa ? Cinta yang berhak dihalalkan.
Mencintai dengan diam-diam itu tak semudah menuliskannya. He, aku ini bukan wanita modern yang mudah mengatakan cinta pada setiap pria. Hanya sendiri dan diam-diam saja hingga akhirnya sakit sendiri. Bodoh ya aku, padahal diluar sana--- he.. sudahlah tak usah dibahas panjang lebar. Aku hanyak tak ingin membagi hatiku pada banyak pria. Ada ketika perasaan yang tulus itu tak sejalan dengan keinginan. Entah ini jawaban dari doa yang membahagiakan atau malah menyedihkan. Tapi yang namanya jawaban dari Allah itu sudah pasti memberi kebaikan. Perasaan entahlah, yang sedang membahana ini. Ku katakan ini wajar. Selama bisa dikendalikan, kembali pada Allah swt. Semoga.
Hee.. Sudah cukuplah, sudah banyak ngelantur dalam tulisan ini, sudah bingung mau nulis apa. Sudah cukup menumpahkan gundah di sini. Semoga resah tak terbawa sampai esok. Semoga lebih dilapangkan hati, dan belajar ikhlas. Semoga ada kabar menggembirakan untuk esok. Ilahi amin.
Oia, pasti pada jam jam segini langit tampak cantik sekali, seperti banyak payet yang kerlap-kerlip, itu bintang. Ada dhruva juga di sana. Duh.. Pengen banget menikmati. Tapi.... Huft.
Sudah ngantuk ? Belum juga. Huft.
Dibaca lagi dah bukunya, sambil mendengarkan lantunan syahdu. Halah, pie le arep konsen jal..
