sajak dungu tentang rindu
Jumat, 20 Mei 2011

Hai, kamu.
Yang selalu menyulam rindu untukku. Baik-baik di sana ya. Tidak adanya 'aku juga rindu kamu' bukan berarti aku tak merindukanmu. Hanya saja semua itu hanya tertahan di tenggorokan. Takut salah mengartikan, katanya.
Hai, kamu.
Yang selalu memahat rindu untukku. Jika sudah jadi pahatanmu, sempatkan waktu untuk bertemu. Berikan hasil pahatanmu untukku. Akan kusimpan baik-baik.
Hai, kamu.
Tapi awas. Jangan pernah bagi rindumu. Bahkan hatimu. Bertiga atau lebih itu sesak. Harus ada satu yang mengalah. Keluar.
Tidak perlu aku katakan dengan ucapan, setiap rasa yang menggebu. Asal kamu tau aja, aku menyayangimu tanpa kata tapi, dengan sepenuh hati, tanpa takaran yang dibagi.
Tapi tidak berlaku jika kamu curang !
