Masih mau menungguku ?
Minggu, 17 Juli 2011

Hey, kamu, selamat malam :)
Hujan sedang menyiram kota ini, udara dingin menyelimuti tiap-tiap rusuk kulit ariku.
Entah sihir apa yang dirapalkan hujan, setiap ia datang, hanya bayang-bayangmu yang mengikuti tiap ujung rintiknya, dan disetiap selanya, ada rindu yang terbawa.
"Bagaimana di kotamu ?"
Sejak saat itu aku mulai sering menanyakan ini padamu. Ratusan kilometer bukan jarak yang dekat untuk kita. Itu sebabnya aku membenci kata jarak. Bagaimana aku bisa memantaumu ? : hatimu.
Sebenarnya aku pecinta hujan--aku sudah sering bilang, kan ? Aku pecinta hujan dengan segala riuhnya. Hanya saja aku sering terjebak pada kenangan, dan bertemu lagi dengan kamu.
Jika jarak bukan alasan untuk kita saling melupakan, baiknya kita berbaik-baik pada rindu, supaya tak begitu menusuk jantung paling dalam kita. Bertemanlah layaknya sahabat yang baik.
"aku mencintaimu, dengan sangat"
Aku yakin, kamu tau itu. Apakah ada yang aneh ? Karena firasat pertama. Haha, ini konyol. Ada cinta yang menusuk sampai akar paling dalam, hatiku.
Anggaplah ini seperti mantra, supaya kau tau aku tak sekedar omong kosong.
Masih mau menungguku ?
Sekali lagi kutanyakan : masih mau menungguku ?
Tunggulah aku dengan doa-doa dalam sujudmu, akupun sabar.
Doakan aku ya..
Karena aku sungguh mencintaimu.
Kotaku : Bogor, citeureup.
