ketidakjujuran
Selasa, 23 Agustus 2011

kuharap, sepi segera menjeratmu. sebagai ketidakpatuhanmu pada kejujuran. mungkin kau tak ingat, bagaimana perihnya karma. sebagai penghukum paling kejam di dunia.
selama ini TUhan diam. sebagaimana doa-doa yang kutebar, berharap segera meminta jawab. celakanya, kamu yang ada di rahim doa-doaku.
aku patuh, aku menjaga diri baik-baik. dari lenaan dunia yang karanya surga bagi pezina. oh Tuhan, kau tau itu. sebab itu, aku menagih janji-Mu. dia, yang bagiku sangat sempurna kepatuhannya kepada-Mu.
dan Kau, tetap diam sampai saat ini. atau, ini cara Tuhan menjawab doa-doaku ?
aku meminta kebersamaanku dengan dia. kebersamaan abadi. tapi aku lupa, aku lupa meminta kacamata yang pas.
Tuhanpun masih diam. atau ini, cara Tuhan menjawab doa-doaku ? entahlah.
ketika pada suatu masa, mataku tergerak-untuk-sebuah-penasaran pada fakta yang masih tertangkap.
oh sepi, oh karma, oh sendiri.
jeratlah dia.
lalu hukum dia atas keadilan.
sungguh, aku kecewa.
oohh... aku kejam ? lebih kejam mana daripada penduata atau pezina ? sudah tidak ada toleransi atas ketidakjujuran. ini hubungannya dengan hati. ya, hati adalah sebagian organ tubuh terlemahku..
atua, aku harus membeberkan atas perilaku dustamu kala itu ? ah, tidak perlu. aku muak. biarlah karma yang menunjukkan dengan adil.
